Selamat datang di Blog saya yang sederhana ini... berusahalah mencari dunia namun jangan melupakan yang menciptakan Dunia...

Selasa, 09 Februari 2010

ISTIGHFAR DAN TAUBAT (1)

. Selasa, 09 Februari 2010
0 komentar

Oleh
Syaikh Dr. Fadhl Ilahi
Bagian Pertama d
ari Dua Tulisan 1/2


Diantara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah itsighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan). Untuk itu, pembahasan mengenai pasal ini kami bagi menjadi dua pembahasan.
Pertama : Hakikat Istighfar dan Taubat
Kedua : Dalil Syar'i Bahwa Istighfar Dan Taubat Termasuk Kunci Rizki.

Pertama : Hakikat Istighfar dan Taubat
Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan.
"Artinya : Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya".
Tetapi kalimat-kalimat diatas tidak membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta.
Para ulama -semoga Allah memberi balasan yang sebaik-baiknya kepada mereka- telah menjelaskan hakikat istighfar dan taubat.
Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani menerangkan : "Dalam istilah syara', taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna" [Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata " tauba" hal. 76]
Imam An-Nawawi dengan redaksionalnya sendiri menjelaskan : "Para ulama berkata, 'Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.
Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan Keempat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta ma'af kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf" [Riyadhus Shalihin, hal. 41-42]
Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah " Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. Dan firman Allah.
"Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun" [Nuh : 10]
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan, memohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta" [Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata "ghafara" hal. 362]


Kedua : Dalil Syar'i Bahwa Istighfar Dan Taubat Termasuk Kunci Rizki
Beberapa nash (teks) Al-Qur'an dan Al-Hadits menunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rizki dengan karunia Allah Ta'ala. Dibawah ini beberapa nash dimaksud :
[1] Apa Yang Disebutkan Allah Subhana Wa Ta'ala Tentang Nuh Alaihis Salam Yang Berkata Kepada Kaumnya.
"Artinya : Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". [Nuh : 10-12]
Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut ini dengan istighfar.
Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan firman-Nya : "Sesungghuhnya Dia adalah Maha Pengampun".
Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah. Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma berkata "midraaraa" adalah (hujan) yang turun dengan deras. [Shahihul Bukhari, Kitabul Tafsir, surat Nuh 8/666]
Allah akan membanyakan harta dan anak-anak, Dalam menafsirkan ayat "wayumdid kum biamwalin wabanina" Atha' berkata : Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian" [Tafsir Al-Bagawi, 4/398. Lihat pula, Tafsirul Khazin, 7/154]
Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun.
Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai.
Imam Al-Qurthubi berkata : "Dalam ayat ini, juga yang disebutkan dalam (surat Hud : 3 "Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhamnu dan bertaubat kepada-Nya) adalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rizki dan hujan". [Tafsir Al-Qurthubi, 18/302. Lihat pula, Al-Iklil fis Tinbathil Tanzil, hal. 274, Fathul Qadir, 5/417]
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :" Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa menta'atiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara kebun-kebun itu (untuk kalian)". [Tafsir Ibnu Katsir, 4/449]
Demikianlah, dan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah Ta'ala.
Mutharif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi : "Bahwasanya Umar Radhiyallahu 'anhu keluar untuk memohon hujan bersama orang banyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar (memohon ampun kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, 'Aku tidak mendengar Anda memohon hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku memohon diturunkannya hujan dengan majadih[1] langit yang dengannya diharapkan bakal turun hujan. Lalu beliau membaca ayat.
"Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhamu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat".[Nuh : 10-11]. [Tafsir Al-Khazin, 7/154]

[Disalin dari buku Mafatiihur Rizq fi Dhau'il Kitab was Sunnah oleh Dr. Fadhl Ilahi, dengan edisi Indonesia Kunci-kunci Rizki Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah hal. 7-18 terbitan Darul Haq, Penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc]
________
Fote Note
[1] Majadih bentuk tunggalnya adalah majdah yakni salah satu jenis bintang yang menurut bangsa Arab merupakan bintang (yang jika muncul) menunjukkan hujan akan turun. Maka Umar Radhiyallahu 'anhu menjadikan istighfar sama dengan bintang-bintang tersebut, suatu bentuk komunikasi melalui apa yang mereka ketahui. Dan sebelumnya mereka memang menganggap bahwa adanya bintang tersebut pertanda akan turun hujan, dan bukan berarti Umar berpendapat bahwa turunnya hujan karena bintang-bintang tersebut. [Tafsir Al-Khazin, 7/154]

Istighfar Dan Taubat 2/2
Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar (memohon ampun) kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang kegersangan, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kekeringan kebun-kebun.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia berkata :"Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang lain lagi berkata kepadanya, 'Do'akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!, maka beliau mengatakan kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!".
Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami hal yang sama. Dalam riwayat lain disebutkan :"Maka Ar-Rabi' bin Shabih berkata kepadanya, 'Banyak orang yang mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk ber-istighfar. [1]. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, 'Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh.
"Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai". [Nuh : 10-12] [2]
Allahu Akbar ! Betapa agung, besar dan banyak buah dari istighfar ! Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang pandai ber-istighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Amin, wahai Yang Mahahidup dan terus menerus mengurus mahluk-Nya.
[2] Ayat Lain Adalah Firman Allah Yang Menceritakan Tentang Seruan Hud Alaihis Shalatu Was Sallam Kepada Kaumnya Agar Ber-istighfar.
"Artinya : Dan (Hud berkata), Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". [Hud : 52]
Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan : "Kemudian Hud Alaihis salam memerintahkan kaumnya untuk ber-istighfar yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman.
"Artinya : Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu" [Tafsir Ibnu Katsir, 2/492. Lihat pula, Tafsir Al-Qurthubi, 9/51]
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki sifat taubat dan istighfar, dan mudahkanlah rizki-rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadan-keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha mengabulkan do'a. Amin, whai Dzat Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
[3] Ayat Lain Adalah firman Allah.
"Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat". [Hud : 3]
Pada ayat yang mulia di atas, terdapat janji-janji dari Allah Yang Mahakuasa dan Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik kepada orang yang ber-istighfar dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya.

"Artinya : Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu". Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma adalah. 'Ia akan menganugrahi rizki dan kelapangan kepada kalian'. [Zaadul Masiir, 4/75]
Sedangkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan :"Inilah buah istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian". [Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229-230, Tafsir Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63]
Dan janji Tuhan Yang Mahamulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata :"Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber-istighfar dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat yang ditetapkan".[Adhwa'ul Bayan, 3/9]
[4] Dalil Lain Bahwa Istighfar Dan Taubat Adalah Diantara Kunci-Kunci Rizki
Yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya :Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah[3] niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka[4]".
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara berdasarkan wahyu, Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, Yang Memiliki kekuatan akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terdetik dalam hatinya.
Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki hendaklah dia bersegera untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun), baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada!, sekali lagi hendaknya waspada! dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia adalah pekerjaan para pendusta.

[Disalin dari buku Mafatiihur Rizq fi Dhau'il Kitab was Sunnah oleh Dr. Fadhl Ilahi, dengan edisi Indonesia Kunci-kunci Rizki Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah hal. 7-18 terbitan Darul Haq, Penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc]
________
Fote Note
[1] [Tafsir Al-Khazin, 7/154. Lihat pula, Ruhul Ma'ani, 29/73]
[2] [Tafsir Al-Qurthubi, 18/302-303. Lihat pula Al-Muharrar Al-Wajiz, 16/123]
[3] "Barangsiapa menetapi - dalam riwayat lain - tidak meninggalkan istighfar". Lihat, Sunan Abi Daud, 4/267, Sunan Ibni Majah, 2/339. Dan maknanya, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Abu Ath-Thayyib Al-Azhim Abadi yaitu saat terjadinya maksiat atau adanya ujian atau ada orang yang penyakitnya terus menerus, maka sungguh dalam setiap nafas ia membutuhkan kepadanya (istighfar dan taubat). Karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Beruntunglah orang yang mendapati dalam shahifah (catatan amalnya) istighfar yang banyak". (Hadist Riwayat Ibnu majah dengan sanad hasan shahih). [Aunul Ma'bud, 4/267]
[4] Al-Musnad, no. 2234, 4/55-56 dan lafazh tersebut adalah redaksi miliknya ; Sunan Abi Daud, Abwabu Qiyamil Lail, Tafri'u Abwabil Witr, Bab Fil Istighfar, no. 1515, 4/267 ; Kitabus Sunan Al-Kubra, Kitabu Amalil Yaumi wal Lalilah, no 10290/2,6/118 ; Sunan Ibni Majah, Abwabul Adab, Bab Al-Istighfar, no. 3864, 2/339 ; Al-Mustadrak 'alash Shahihain, Kitabut Taubah wal Inabah, 4/292. Sebagian ahli hadits menyatakan hadits ini dha'if karena salah satu periwayatnya (cacat). (Lihat, At-Talkhish, Al-Hafizd Adz-Dzahabi, 4/262 ; Aunul Ma'bud, 4/267 ; Dha'ifu Sunan Abi Daud, Syaikh Al-Albani, hal. 149) Tetapi sanad hadits tersebut dishahihkan oleh Imam Al-Hakim (Lihat, Al-Mustadrak, 4/262). Dan Syaikh Ahmad Muhammad Syakir berkata : "Sanad hadits ini shahih" (Hamisy Al-Musnad, 4/55). Demikian sebagai jawaban atas apa yang dikatakan tentang salah seorang perawinya. Wallahu a'lam bish shawab.


color:#0080FF'>Read More......

Selasa, 19 Januari 2010

Metode Menghafal Qur'an

. Selasa, 19 Januari 2010
0 komentar

Bersama Mudhawi Ma'arif

I.  Pendahuluan 
Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan dimana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur'an. 3P (Three P) tersebut adalah:

1.   Persiapan (Isti'dad)
Kewajiban utama penghafal al-qur'an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halam dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:
a. Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam)
b.  Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi
c.  Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala.

2.  Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman tersebu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan

3.  Pengulangan (Muroja'ah/Penjagaan)
Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkannya


II.  Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan 
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang menjaga al-qur'an
3. Istiqomah sampai ajal musamma
4. Menguasai bacaan al-qur'an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf)
5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah)
6. Minimal sudah pernah khatam al-qur'an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali)
7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur'an (al-qur'an pojok)
8. Menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu
9. Memahami ayat yang akan dihafal

III. Macam-macam Metode Menghafal 
A.  Sistem Fardhi
  Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai)
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisi mata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa)
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/ distabilo)
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal
 
Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang
3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup)
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/ halaman/ juz sebelumya.

B.  Sistem Jama'i 
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
a. Bersama-sama baca keras
b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:

 a.      Persiapan:
1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah
2. Ustad/ Ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta
3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah
4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah untuk setor halaman baru dan muroja'ah hafalan lama
 b.      Setoran ke ustad/ ustadzah:
1. Muroja'ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja'ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama
2. Setor hafalan baru:
a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama
b. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.
c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.
3. Muroja'ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3 x soal). Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan.
Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang berhalangan hadir, maka ustad wajibmenggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
 c.       Muroja'ah ditempat:
1. Kembali ketempat semula.
2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja'ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran
3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya
4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustad/ ustadzah.

IV. Keistimewaan sistem jama'i
1. Cepat menguasai bacaan al-qur'an dengan benar
2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur'an didepan orang lain
3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca
4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur'an
5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik
6. Menguatkan hafalan lama dan baru
7. Semangat muroja'ah dan menambah hafalan baru
8. Meringankan beban ustad
9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur'an
10. Mampu berda'wah dengan hikmah wa al-mau'idhah al-hasanah
11. Siap untuk dites dengan sistem acakan
12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan

V.   Jaminan
1.     Hafalan al-qur'an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya
2.     Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat
3.     Pilihan Allah dan memperoleh surga 'adn diakhirat nanti (surah fatir: 23-24)

VI.   Metode Muroja'ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama'i)
Ayat-ayat al-qur'an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-'ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja'ah. Berikut ini cara muroja'ah:
1. Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan ustad/ustadzah dan penampilan.
2. Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.
3. Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama'ah/istri/suami dst
4. Ketika lupa dalam muroja'ah maka lakukan berikut ini:
Ø Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu
Ø Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushaf dan
Ø Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan ayat lain)  maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah)

color:#0080FF'>Read More......

Penyembuhan Luka Batin Bagi Orang Dewasa

.
0 komentar

Oleh  Ubaidilah, AN
Jakarta, 13 Mei 2005

Di dunia ini banyak pilihan yang tampak benar oleh kita tetapi terkadang lupa kita pikirkan manfaat dan ruginya, padahal tidak semua pilihan yang tampak benar itu bermanfaat pula buat kita. Contoh paling dekat di sini, misalnya saja kita pernah terkena pukulan dahsyat oleh keadaan buruk masa lalu yang di luar kontrol kita sampai membuat kita ambruk, terkapar dan benar-benar gelap.
Hal yang paling pantas untuk dikatakan adalah kira-kira bahwa pukulan dahsyat demikian memang benar membuat orang mengalami luka batin serius, trauma, frustasi, distress, atau paling kecilnya adalah bingung dan merasa tak berdaya. Meskipun pilihan ini sepertinya tampak benar dan tampak wajar (manusiawi) oleh kita, namun jika ini berlanjut dalam kurun waktu yang lama, apalagi kita abadikan dalam ruang batin kita, maka yang menjadi masalah bukan benar-salah, melainkan apa untungnya dan apa ruginya buat kita.
Karena dunia yang memukul kita itu tampaknya tak menaruh peduli dengan untung-ruginya kita dengan pilihan kita, maka di sinilah perlunya kita memikirkan pilihan (response) yang menggunakan pertimbangan manfaat dan kerugian bagi kita (advantage annd disadvantage), bukan semata-mata menggunakan pertimbangan salah-benar (right and wrong) menurut versi kita berdasarkan ke-manusiawi-an kita.
Pertimbangan demikian sangat kita butuhkan agar kita tidak menjadi orang yang menderita “double trouble” (kesulitan ganda) oleh keadaan-buruk yang memang sudah nyata-nyata memberikan “trouble” buat kita. Syukur-syukur kita bisa menjadi orang yang lebih tercerahkan gara-gara kita pernah mengalami kegelapan. Syukur-syukur kita menjadi orang yang lebih kuat gara-gara pernah dibikin tak berdaya oleh pukulan buruk.

Hambatan Batin
Secara umum bisa dikatakan bahwa sebetulnya tidak satupun orang yang menginginkan dirinya menderita “double trouble” akibat adanya trouble, dibikin menjadi gelap oleh kegelapan, dibikin menjadi semakin menderita oleh penderitaan. Kita semua menginginkan terbit terang setelah gelap, solusi setelah problem, dan seterusnya.
Keinginan demikian tentu sudah baik dan benar, hanya saja terkadang ada hal-hal di dalam batin kita yang bisa menghambat terwujudnya keinginan itu dan tidak segera kita singkirkan. Akhirnya, bukan yang kita inginkan yang kita dapatkan. Di antara hal-hal yang perlu kita singkirkan sesuai kemampuan kita dan secara bertahap adalah:


1.      Kebenaran-egoisme
Begitu kita menjadikan pilihan untuk ambruk, frustasi, dan trauma itu sebagai satu-satunya jawaban yang paling benar di dunia ini dan tak ada lagi jawab lain, maka pengetahuan, pengalaman, dan kesadaran kita kalah, alias tak berguna, dan lumpuh total.
Pengetahuan memang sumber petunjuk, pengalaman memang guru, dan kesadaran memang pemberi peringatan (reminders), namun ini masih koma, belum titik. Pengetahuan kita akan menunjukkan kita apabila kita mau menerima petunjuknya, pengalaman akan menjadi guru apabila kita belajar kepadanya, dan kesadaran akan menjadi reminder apabila kita mendengarkannya.
Selama yang menang di dalam batin kita adalah kebenaran-egoisme itu, maka sulit rasanya kita bisa memenuhi persyaratan-persyaratan di atas. Kita akan tetap memilih bertahan menjadi orang yang frustasi dan trauma oleh keadaan buruk meskipun sudah datang kepada kita instruksi untuk bangkit dari pengetahuan, pengalaman dan kesadaran dari dalam diri kita dan dari orang lain yang datang kepada kita.
Sedemikian perkasanya kebenaran-egoisme itu berkuasa di benak kita, maka paslah jika kemudian doktrin Samurai mengajarkan: winning first than fighting”(Taklukkkan nafsumu lebih dulu baru bertempur). Doktrin militer mengajarkan: “be warrior than soldier” (jadilan jagoan lebih dulu baru bergabung menjadi pasukan tempur). Jan Christian Smuts mengingatkan: “Orang tidak kalah oleh lawannya melainkan kalah oleh dirinya.
2.      Ikut umumnya orang
Tidak selamanya mengikuti “kebenaran umum” itu menguntungkan buat kita. Memang benar kita pantas menjadi orang frustasi ketika kita pernah dihantam oleh pukulan buruk masa lalu. Karena ini berpotensi memperburuk diri kita, maka dibutuhkan pikiran kreatif untuk keluar dari penjara kebenaran umum demikian. Ikut-ikutan pada apa yang umumnya dipilih dan dilakukan oleh orang banyak (conformity) seringkali menghalangi kreativitas kita. Kreativitas adalah kemampuan kita untuk memunculkan pikiran-pikiran yang berbeda dari hal-hal yang sama atau yang sudah ada untuk menghadirkan sesuatu yang lebih baik dan lebih bermanfaat buat kita. Bahkan tidak selamanya mengikuti keumuman orang itu berarti mengikuti kebenaran, karena tidak selamanya kebenaran itu ditandai dengan banyaknya yang melakukan. Karena itulah, ajaran leluhur kita melarang “taklid-buta” (ikut-ikutan tanpa akal). Kita disuruh untuk mengabadikan warisan yang masih baik dan disuruh untuk menciptakan hal baru yang lebih baik, lebih unggul dan lebih bermanfaat. Maka dari itu kita dilarang untuk taklid buta tapi diharuskan untuk Ittiba.
3.      Kesimpulan salah
Salah di sini bukan punya pengertian dosa atau pelanggaran hukum, melainkan salah yang lebih punya pengertian tidak sejalan dengan realita yang bekerja dalam praktek hidup kita. Di antara bentuk kesimpulan yang salah itu adalah ketika kita menegaskan bahwa keadaan akan memberikan ciuman kepada kita setelah memberikan pukulan buruk atau keadaan akan mengubah diri kita menjadi jauh lebih baik setelah ia pernah memberikan pukulan buruk.
Di mana letak kesalahan itu? Umumnya, keadaan akan memberikan piala kemenangan setelah kita menjadi orang yang menang melawan hawa nafsu kita. Biasanya, keadaan akan memberikan perlakuan baik setelah kita lebih dulu memperbaiki diri kita Seringkali keadaan tak menaruh belas kasihan kepada kita yang membiarkan diri kita dibikin buruk oleh keadaan buruk. Pepatah kita memberi isyarat, tangga itu menimpa orang yang sudah jatuh.
Mungkin, berdasarkan kebiasaan keadaan yang seperti itu, maka Washington Irvin mewasiatkan pesan agar kita jangan sampai dibikin kerdil oleh nasib buruk. "Orang kalah hidupnya dibikin tak berdaya oleh nasib buruk sementara orang menang mengalahkan nasib buruk"
Kalau kita merujuk pada rekomendasi yang dikeluarkan oleh Heike Schmidt-Felzmann (Create Winning Thought By Changing Self-Talk: 2002) dari studinya terhadap sejumlah atlet, kesimpulan kerdil itu bisa mempengaruhi performance atlet di lapangan. Karena itu, ia menyarankan:
§         Hindari unek-unek batin yang menggiring anda pada kekhawatiran, ketakutan dan kegoncangan.
§         Hindari unek-unek yang mengajak anda memikirkan kekalahan, kegagalan dan kesengsaraan masa lalu, tataplah masa depan, namun jangan lupakan masa lalu karena itu yang bisa membuat kita jadi seperti sekarang ini, jika masa lalu buruk maka jadikanlah itu sebagai pelajaran dan bahan untuk membentengi kita dari kesombongan terhadap kebaikan kita yang sekarang, jika masa lalu kita baik, maka jadikanlah itu sebagai penyemangat kita untuk lebih baik lagi, dulu saya bisa mendapat nilai A kenapa sekarang ga...
§         Hindari unek-unek batin yang mengajak anda meyakini adanya takhayyul yang tidak-tidak, seperti misalnya: "Jika saya kalah dalam pertandingan ini, maka habislah riwayat saya.", “hindari zodiak-zodiak, karena kebanyakan hal itu hanya merupakan takhayul atau ramalan belaka yang tidak pasti benar, bahkan banyak salahnya dan banyak menyebabkan pikiran kita menjadi sempit, padahal dunia ini luas”
§         Hindari unek-unek yang mengajak anda untuk memfokus pada peluang kekalahan, masalah, problem, kesulitan, hambatan dan seterusnya. Seperti yang dipesankan Anthony Robbins: "Gunakan 10 % waktu anda untuk memikirkan masalah dan gunakan yang 90 % untuk memikirkan solusi."
§         Atasi munculnya stress dengan cara yang positif. Saran Dr. Denis Waitley, cara positif untuk mengatasi stress adalah: a) jangan mengubah sesuatu yang sudah tidak bisa diubah lagi, seperti masa lalu, dan lain-lain, b) ubahlah apa yang masih bisa anda ubah dengan cara melakukan sesuatu, seperti misalnya menggunakan hari ini seoptimal mungkin, dan c) hindarkan diri anda melakukan sesuatu yang akibatnya bisa membuat anda stress di masa depan, seperti misalnya membiarkan hari ini tanpa melakukan apapun.

Pembelajaran
Di bawah ini adalah sebagian dari sekian hal yang bisa kita pilih sebagai proses pembelajaran-diri agar kita tidak dengan mudah dibikin menjadi semakin buruk oleh pukulan buruk, dibikin ambruk selamanya oleh pukulan buruk yang membuat kita roboh. Kalah itu biasa, roboh itu biasa tetapi yang luar biasa buruknya buat kita adalah putus asa, patah harapan, trauma abadi, dan semisalnya. Hal-hal yang bisa kita lakukan itu antara lain:
1. Belajar mengontrol diri (self control)
Kontrol-diri adalah kemampuan kita untuk menjaga diri kita dengan cara melakukan dua hal:
§ Latihan menyuruh diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat /membawa keuntungan buat kita. Kalau batin kita sedang gelap akibat pukulan, maka kitalah yang harus berlatih meyuruh diri sendiri untuk mencerahkannya dengan misalnya melakukan hal-hal positif, mengodpsi pikiran-pikiran positif, dan seterusnya.
§ Latihan melarang diri sendiri agar tidak melakukan hal-hal yang akan membawa kerugian buat kita. Sedikit demi sedikit, belajarlah melarang diri sendiri agar tidak cepat larut, agar tidak larut berkepanjangan, dan sedikit demi sedikit melarang diri sendiri supaya tidak melawan petunjuk pengetahuan, pengalaman dan kesadaran kita.
Belajar mengontrol diri akan membuka peluang untuk menang melawan keperkasaan nafsu egoisme kita. Kitalah yang mengangkat diri kita untuk menjadi pengambil keputusan, penguasa, dan penentu langkah kita.
2. Jadikan “Defining moment”
Sebetulnya semua orang pernah mendapatkan pukulan buruk dari keadaan yang diluar kontrol kita, terlepas adanya perbedaan kadar dan jenis. Apa yang akhirnya sering menjadi pembeda adalah, di sana ada orang yang menjadikan pukulan buruk itu sebagai defining moment untuk melakukan perubahan-diri ke arah yang lebih baik dan di sana ada orang yang membiarkan dirinya terbawa arus pukulan buruk. Memilih yang pertama akan membuat kita menjadi orang yang mendapatkan untung dari keadaan dalam bentuk trasformasi-diri: dari buruk ke baik, dari kalah ke kuat, dan dari gelap ke cerah. Karena itulah kita perlu belajar menjadikan pukulan-pukulan buruk, dari mulai yang terkecil, sebagai momen untuk menentukan perubahan ke arah yang lebih baik, apapun bentuknya, dan seberapapun besarnya. Dengan memiliki perasaan baik terhadap diri kita, terhadap keadaan yang melingkupi kita akan membuat kita bisa memilih tindakan-tindakan baik (ikhtiar). Memilih tindakan yang baik terhadap peristiwa buruk yang menimpa kita akan menjadi alasan bagi Tuhan untuk menghadirkan balasan yang bagus buat kita. Hal ini akan berbeda dengan ketika kita membiarkan pukulan buruk itu berlalu begitu saja, atau mengumpatnya dengan ledakan-ledakan negatif yang tidak berujung pada lahirnya tindakan-tindakan positif dari kita. Sepertinya, ini tidak ada transformasi-diri dan tidak ada pencerahan-diri dari kita. Kita menjadi lebih bijak bukan karena kita pernah terkena pukulan buruk. Kita menjadi bijak karena kita menghayati pukulan itu. Sepertinya ada kesamaan antara menu makanan dan pelajaran yang ditawarkan oleh praktek hidup ini. Yang menentukan bukan masalah sedikit banyaknya makanan yang kita masukkan ke mulut kita, melainkan makanan yang sanggup dicerna oleh diri kita.
3. Belajar memperbaiki sistem solusi
Kalau seseorang tidak punya uang, maka solusi yang tersedia di depannya adalah: dari mulai mencuri, menipu, korupsi, berhutang, bekerja, berdagang, berbisnis, dan seterusnya. Meskipun semua itu bisa dikatakan solusi dalam pengertian peng-akhir masalah, tetapi yang berbeda adalah, ada solusi sementara dan ada solusi yang benar-benar solusi. Ada solusi yang menjadi awal masalah dan ada solusi yang menjadi akhir masalah. Inilah gambarannya. Begitu juga dengan masalah atau pukulan-pukulan buruk yang menghantam kita setiap saat yang tak terduga-duga. Memang benar, bahwa selama kita masih ditakdirkan hidup pasti di sana tidak ada masalah atau pukulan yang akan membuat kita mati. Pasti di sana ada solusi, peng-akhir. Bahkan kita biarkan pun terkadang berjalannya waktu akan ikut andil untuk menyelesaikannya. Karena yang kita inginkan adalah selalu menjadi yang lebih baik, maka di sinilah kita perlu memperbaiki sistem yang kita anut dalam menyelesaikan masalah dan pukulan yang kedatangannya tanpa diundang. Kita bisa memperbaikinya dengan cara:
§ Menaikkan kecepatan dalam menarik diri
§ Menaikkan kualitas (efektif / efisien)
§ Menaikkan kuantitas tindakan positif yang kita munculkan
Dan masih banyak lagi jurus-jurus yang bisa kita tempuh, selama kita menggunakan pendekatan penyembuhan luka batin bagi orang dewasa. (e-psikologi.htm)  

color:#0080FF'>Read More......

Minggu, 10 Januari 2010

Laki-laki dan Perempuan, sederajatkah..??

. Minggu, 10 Januari 2010
0 komentar

Sebuah pertanyaan yang biasa dan mudah dijawab. Tapi di dalamnya mengandung banyak arti dan sangat menarik untuk diperbincangkan di zaman yang semakin menjadi-jadi ini. Semakin kita belajar untuk lebih mendalami kesamaan atau perbedaan derajat itu semuanya akan terasa lebih menarik untuk diperbincangkan.
Derajat seorang laki-laki ataupun perempuan bisa dikatakan sama dan bisa juga dikatakan berbeda tergantung dari segi mana kita melihatnya. Contoh saja:
Lelaki dan perempuan ditinjau dari bentuk fisik dan fungsinya sungguh sangat berbeda, ada perbedaan-perbedaan yang begitu menonjol dari keduanya, misalnya:
1. Dari cara berpakaian; Cara berpakaian seorang wanita terkesan lebih bebas bisa mengenakan apa saja, baik rok ataupun celana. Tetapi pria tidak sebebas wanita. Ada batasan-batasan tertentu untuk pria yang tidak boleh dilakukan, misalnya memakai rok (banci dunk’s). Mengingat fungsinya sebagai pemimpin yang rata-rata punya jiwa tegas dan berwibawa tak pantas donk kalo pake rok … ! Pasti gak lucu… rok itu pantasnya dipake buat cewek karena sesuai dengan fungsinya yang lemah lembut dan ramah.
2. Aksesoris dan Make Up; Aksesoris dan make up sering kali digunakan oleh wanita bahkan agak tabu jika seorang perempuan tidak mengenakan make up dan aksesoris, serasa sayur tanpa garam atau bahkan bagaikan bumi tanpa langit. Kebayangkan…? Meskipun bumi dan langit sangat berbeda tetapi saling melengkapi kan…? Sedangkan seorang laki-laki jika mengenakan aksesoris dan make up berlebihan kesannya tuh gimana gitu…kembali ke hal yang tadi, banci donk…?!
Peranan lelaki dan perempuan ditinjau dari segi budaya pun berbeda karena tugas laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda. Dan perbedaan itu ada sejak dahulu, sejak nenek moyang kita dilahirkan, juga sejak nenek moyang Darwin ada, mungkin juga sejak Adam turun ke bumi. Dari dahulu sampe sekarang tugas laki-laki ditinjau dari segi budaya adalah mengatur urusan luar rumah tangga, misalnya menghidupi keluarga dengan bekerja. Sedangkan seorang wanita dari jaman dahulu sampe jaman sekarang meskipun ada emansipasi tapi tetap bertugas mengatur urusan di dalam rumah tangga. Contohnya, jika telah bersuami, mengurus anak dan menata rumah tangga dengan baik.
Peranan laki-laki dan perempuan di masyarakat.
Sesuai dengan peranannya laki-laki dan wanita di masyarakat sebenarnya untuk menerima haknya sederajat tetapi untuk kewajibannya ada perbedaan.
Kalo kita melihat dewasa ini hampir semua wanita bisa melakukan peranan laki-laki, dan tidak sedikit pula laki-laki yang sudah melakukan peranan sebagai perempuan.
Meski ada istilah emansipasi, bukan berarti perempuan boleh seenaknya saja menduduki kedudukan laki-laki, tentu harus dengan syarat dan prasyarat. Begitu pula laki-laki mungkin yang harus disederajatkan dalam konteks ini adalah beberapa hak kemanusiaannya. Hak antara laki-laki dan perempuan itu sama, namun mereka mempunyai kewajiban yang berbeda.
Dilihat dari segi intelektualnya, wanita cenderung bisa menempatkan dirinya. Misalnya, faktor lingkungan itu jelek, tapi bisa menjadi seseorang yang mungkin bisa baik. Sedangkan laki-laki mereka cenderung berpatokan pada lingkungan. Jika lingkungan baik, maka baik pula kelakuannya. Jika lingkungannya jelek, maka jelek pulalah kelakuannya.
Peranan laki-laki dan perempuan di keluarga pun berbeda, pada hakikatnya laki-laki merupakan sosok seorang pemimpin, kenapa tidak wanita? Hal ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa laki-laki adalah sosok seorang pemimpin.
Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan sesuai dengan tugas dan peranannya masing-masing di dunia ini. Meski ada emansipasi atau persamaan gender bukan berarti perempuan bisa seenaknya saja menduduki kedudukan laki-laki. Peranan laki-laki adalah sebagai pemimpin yang harus siap mengatur anak dan istrinya sebijaksana mungkin, sedangkan peranan perempuan adalah sebagai ibu rumah tangga. Meskipun sekarang ada emansipasi tapi tugas seorang wanita tidak akan berubah, ia tetap menjadi ibu rumah tangga yang mengatur keuangan dan keperluan-keperluan rumah tangga lain, karena itu telah menjadi kewajibannya.
Bayangkan saja jika seluruh manusia di dunia ini, laki-laki memegang peranan sebagai pemimpin yang tugasnya mencari nafkah dan perempuan menjadi ibu rumah tangga yang baik yang memegang harga dirinya, pasti kita semua bisa mengatasi masalah pengangguran.
Kedudukan laki-laki dan perempuan menurut agama.


Di hadapan Allah, laki-laki atau perempuan, tua ataupun muda, derajatnya semuanya sama, yang membedakan hanyalah kadar ketakwaannya saja. Mungkin derajat mereka sama, namun dalam pelaksanaan berbeda.
Contoh : 1. Laki-laki yang berjihad di jalan Allah akan mendapatkan balasan surga. Nah, apakah wanita tidak bisa? Tentu saja bisa, wanita yang diam di rumah guna mengurusi anak-anaknya, sholat, dan berpuasa, serta taat pada suaminya, itu pahalanya sama dengan mereka yang berjihad.
2. Laki-laki yang melaksanakan sholat Jum’at pahalanya sama dengan orang yang melaksanakan haji. Sedangkan bagi seorang perempuan adalah menyiapkan pakaian ketika si suami akan pergi ke masjid dan menyiapkan hidangan ketika sang laki-laki datang. Derajat seorang wanita akan tinggi jika ia telah menjadi seorang ibu. Sedangkan derajat seorang laki-laki akan tinggi apabila ia telah jadi kepala rumah tangga yang baik.
Dua hal di atas membuktikan bahwa hak laki-laki dan perempuan itu sama, namun dalam cara mendapatkannyalah yang berbeda. Dan selalu ingatlah bahwa Allah Swt. telah menciptakan sesuatu dengan sesempurna mungkin, dan terbaik untuk masing-masing.
Dari keterangan-keterangan di atas semoga memberi manfaat bagi kita semua. Perlu diingat…! Kita tidak bisa menentukan pria dan wanita itu sederajat apa tidak sebelum kita melihat dari segi mana pertanyaan itu ada…!!
Meskipun telah terjadi persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan di masyarakat, tetapi kita tidak boleh melepaskan kodrat kita sebagai laki-laki atau perempuan. Kita harus bisa menyeimbangkan peranan laki-laki ditinjau dari berbagai aspek. Kita harus ingat bahwa kita semuanya adalah pemimpin untuk diri kita sendiri dan kita harus bisa membina semuanya dengan baik, meskipun hasilnya tidak seratus persen, tapi kita harus berjuang hingga titik darah penghabisan atau hingga raga ini berhenti berdetak.

color:#0080FF'>Read More......

Makalah : Keutamaan Qiyamulllail

.
0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa jurusan PAI di STAI Al Ihya mempelajari Ilmu Tafsir Tarbawi mutlak diperlukan. Karena kajian semacam ini akan melihat kualitas pendidikan dalam suatu yang komperhensif, teruji dan terukur.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
a. Ayat-ayat tentang hikmah dan rahasia salatulail bagi kesehatan jasmani dan rohani;
b. Kesempurnaan dari ayat tersebut;

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah yang membahas tentang hikmah dan rahasia salatulail bagi kesehatan jasmani dan rohani.
a. Mengetahui ayat-ayat tentang hikmah salatulail.
b. Manfaat bagi kesehatan.


BAB II
AYAT-AYAT TENTANG HIKMAH DAN RAHASIA SHALATULAIL
BAGI KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI


A. Surat Al-Israa ayat 79 – 81
 Surat Al-Israa ayat 79

Artinya : Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang (shalat) tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
 Surat Al-Israa ayat 80

Artinya : Dan katakanlah: “Yaa Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong”.
 Surat Al-Israa ayat 81

Artinya : Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Kesimpulan Surat Al-Israa ayat 79-81:
Maksudnya, ayat ini menerangkan shalat malam (tahajud) sebagai suatu ibadah tambahan dan mudah-mudahan yang melakukan shalat tahajud akan diangkat derajatnya. Dan pada shalat malam akan menghilangkan kemadorotan dan kesyirikan dan Isya Allah akan membersihkan diri dari segala belenggu kemadorotan dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan serta bersih dari ria dan sesuatu yang merusak pahala.

B. Surat Al-Muzzamil ayat 1 – 9
 Surat Al-Muzzamil ayat 1

Artinya : Hai orang yang berselimut (Muhammad).
 Surat Al-Muzzamil ayat 2


Artinya : Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)
 Surat Al-Muzzamil ayat 3

Artinya : (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.
 Surat Al-Muzzamil ayat 4


Artinya : Atau lebih dari seperdua itu, dan Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
 Surat Al-Muzzamil ayat 5

Artinya : Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.
 Surat Al-Muzzamil ayat 6

Artinya : Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
 Surat Al-Muzzamil ayat 7

Artinya : Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
 Surat Al-Muzzamil ayat 8

Artinya : Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
 Surat Al-Muzzamil ayat 9

Artinya : (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung

Kesimpulan dari Surat Al-Muzzamil ayat 1 – 9
Shalat Tahajjud (shalat malam) yaitu bangun di malam hari untuk shalat tahajud, membaca Al-Qur’an dengan tartil, bertasbih, dan tahmid, perintah bersabar terhadap celaan orang-orang yang mendustakan Rasul, akhirnya kepada umat Islam diperintahkan untuk bersembahyang tahajud, berjihad di jalan Allah, membaca Al-Qur’an, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, membelanjakan harta di jalan Allah dan memohon kepada Allah.

C. Surat Adz Dzaariyat ayat 17 dan 18
 Surat Adz Dzariyaat ayat 17

Artinya : Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.
 Surat Adz Dzariyaat ayat 18

Artinya : Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.

Kesimpulan dari Surat Adz Dzariyaat ayat 17 dan 18
Orang yang beriman harus membiasakan diri bangun di waktu malam untuk melaksanakan shalat dan mohon ampunan kepada Allah agar diampuni segala dosanya dan dibuka jalan kebenaran untuk menempuh kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

D. Surat As Sajadah ayat 16

Artinya : Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang kami berikan.

Kesimpulan dari ayat tersebut adalah maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur, untuk mengerjakan sembahyang malam.

Dalam shalat malam seseorang akan berusaha untuk mencapai jalan spiritual untuk mempertemukan diri atau aku yang fana dengan kekuasaan Ilahi.
Shalat adalah salah satu cara ibadah yang berkaitan dengan meditasi transdental, yaitu mengarahkan jiwa kepada satu obyek dalam waktu beberapa saat, seperti halnya dalam melakukan hubungan langsung antara hamba dengan Tuhannya. Ketika shalat, rohani bergerak menuju Zat Yang Maha Mutlak, pikiran terlepas dari keadaan riil dan panca indera melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya, termasuk keterikatannya terhadap sensasi tubuhnya seperti rasa sedih, gelisah, rasa cemas, dan lelah.
Setiap perilaku meditasi membutuhkan objek di dalam menggerakkan pikiran atau jiwanya pada saat jiwa diarahkan terhadap sesuatu, jiwa pergi meninggalkan tubuh sehingga kesadarannya dengan leluasa berubah menjadi berada di puncak ketinggian, dengan demikian jiwa menjadi pengendali atas dirinya.
Islam menempatkan Zat Yang Maha Mutlak sebagai tujuan rohani, sandaran istirahatnya jiwa, sumber hidup, sumber kekuatan, dan sumber mencari inspirasi. Dengan mengarahkan jiwa kepada Allah SWT., ruh akan mengalami pencerahan karena ia berada pada ketinggian yang tak terbatas, sehingga jiwa kembali pada kondisi semula (bersih).
Shalat adalah salah satu cara mengembalikan kesadaran ini dengan perjalanan mi’raj yaitu menuju kepada ketinggian Ilahi yang luas sehingga kesadaran ruhani kembali pada kedudukannya sebagai duta Ilahi yang membawa pesan-pesan Ilahiyah.

color:#0080FF'>Read More......

Futur, Gerah, Jenuh, Maen Game Dulu....

 

detikdotcom

Free Download

Photobucket

Penurun Berat Badan

Slimming.com
Natures Drugstore
PureAcaiBerry

Daftar Ziddu di Sini:

Internet Sehat

Web Hosting

Cari Orang

Search di Yahoo dapat Uang, daftar di sini:

Buruan Daftar

Mau Online dibayar dollar...? daftar di sini..

Free money making opportunity. Join Cashfiesta.com and earn cash.
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by miscah.blogspot.com